Dalam sebuah artikel di Froyonion.com soal isu etika membuat konten di jagat TikTok, saya baru tahu bahwa di media sosial saat ini, para kreator konten itu sudah tak begitu peduli lagi dengan yang namanya "etika".
Padahal sebagaimana dunia nyata, dunia media sosial juga masih menggunakan sopan santun dan etika seharusnya. Karena bagaimanapun juga namanya juga interaksi antarmanusia. Sudah semestinya diatur berdasarkan norma dan aturan yang meski tak tertulis ya harus dipatuhi demi kenyamanan bersama.
Sekarang ini juga semakin mudah bagi siapa saja untuk menunggangi sebuah konten yang bagus dengan menjiplaknya dan menangguk untung dari ide konten tersebut.
Di media sosial, selayaknya kita juga mesti mencamtukan credit atau sumber lho seperti saat membuat skrips atau tulisan di website dan blog seperti ini.
Kalau di TikTok, tentu tidak mungkin untuk membuat bibliografi atau daftar pustaka ya!
Akan tetapi, ada kok solusinya supaya kamu masih bisa memberikan credit ke pencipta konten yang idenya kamu gunakan.
Caranya dengan mencantumkan teks "IB" alias "inspired by" di konten kamu. Jadi orang paham tuh bahwa ide konten yang dibuat sebetulnya dari kreator lainnya yang lebih dahulu ada dan memunculkannya ke media sosial.
Kalau dipikir, ini tidak merepotkan. Justru bisa mendekatkan kita kepada kreator konten lain sehingga kita bisa dikenal sekiranya konten kita malah lebih viral dari konten pendahulunya. Jadi setidaknya kita tidak terkesan mencontek dan tidak mengakui perbuatan itu. Kalaupun meniru pun tak masalah kok asal jujur saja dan terbuka pada audiens dan kreator lain. Dengan demikian, sebuah ekosistem konten juga lebih kondusif. Para pelakunya tidak saling menjatuhkan atau mencibir, sesuatu yang sangat lazim dijumpai saat ini di tengah warganet Indonesia. (*/)
No comments:
Post a Comment
Tell me what you think, folks!